sang pena terus saja bernyanyi
di atas kertas putih yang menghitam
melantunkan nada lamban namun tegas
damai namun menghujam
tatapanmu yang asing
tak luput awasi setiap kubik
nafas yang ku pinjam
tajam, sinis,
mencerca diriku
yang tak tau lagi akan mentari dan bintang
hanyut pada air yang tak lagi tawar
sampai saat ku tafsirkan nyanyianmu
ku uraikan tatapanmu
menyekik
mempersempit kapiler
melumpuhkan sendi
membangunkan indraku
seraya bertutur
sang detik tak kan pernah berhenti
di atas kertas putih yang menghitam
melantunkan nada lamban namun tegas
damai namun menghujam
tatapanmu yang asing
tak luput awasi setiap kubik
nafas yang ku pinjam
tajam, sinis,
mencerca diriku
yang tak tau lagi akan mentari dan bintang
hanyut pada air yang tak lagi tawar
sampai saat ku tafsirkan nyanyianmu
ku uraikan tatapanmu
menyekik
mempersempit kapiler
melumpuhkan sendi
membangunkan indraku
seraya bertutur
sang detik tak kan pernah berhenti
Kairo, 31 Januari 2015
*dimuat pada buletin Cakrawala
No comments:
Post a Comment