Kemarin, 18 Januari 2016
adalah kelas master perdana saya, materinya usul fikih. Saya pikir kelas ini
akan menarik, tetapi ternyata jauh lebih menarik dari yang saya bayangkan.
Komposisi mahasiswanya aneh-aneh, ada yang berlatar belakang finance, economic,
accounting, engineering, sampai linguistik juga ada. Sisanya? Maaf, saya lupa.
Yang jelas ada 4 orang berlatar belakang syariah: satu kawan dari Madinah, satu
kawan laki-laki dan satu perempuan dari Jordan, dan satu lagi saya. Sepertinya
ada juga sih yang berasal dari Asia Tengah, tetapi saya agak ragu. Konfigurasi
pelajar berlatar belakang syariah ini membuat kelas semakin menarik.
Urun Rembug
Monday, January 18, 2016
Wednesday, December 30, 2015
Ma’alimul Manhaj Al-Islami
Judul buku: Ma’âlim
al-Manhaj al-Islami
Pengarang: Muhammad
Imarah
Penerbit: Dar as-Syuruq
Tahun terbit: 1991
Halaman: 260
Buku ini menelaah permasalahan yang sedang dihadapi para ulama masa ini.
Sebuah kekacauan berpikir akibat dari legitimasi pemikiran di berbagai bidang
yang tidak mempunyai rambu-rambu panutan. Penulis menyebutkan kalau saja semua
merasakan tentang kekacauan tersebut maka itu adalah bukti tentang eksistensi
dari kekacauan itu. Hal itulah yang selanjutnya menurut penulis menimbulkan
sebuah lahan dan pekerjaan baru untuk membahas perbedaan di dalamnya, penyebab
munculnya dan termasuk pula cara untuk mengatasinya.
Meluruskan Simpang Siur Peristiwa Tahkim
Pendahuluan
Perkara
tahkim dan shiffein merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi umat
muslim. Sebuah lembaran hitam yang termaktub di sejarah daulah keislaman.
Terjadi semasa kepemimpinan Amirul Mukimini Ali ra yang sebenarnya
merupakan kelanjutan dari fitnah pertama yang juga sudah diketahui umat ini
ulamanya maupun awanya yaitu pembunuhan Khalifah Utsman ra. Pengepungan
terhadap beliau yang berujung pembunuhan tanpa diketahui siapa pembunuhnya
sehingga menimbulkan kekacauan pada tubuh Islam saat itu.
Kerancuan Teori Time is Money
Lambat tapi pasti, baik secara disadari atau
tidak, sebuah teori ataupun asumsi bahwa time is money sudah menjadi prinsip baku kita dalam
menghargai waktu. Terlepas bahwa masih ada ribuan slogan lainnya yang mempunyai
substansi dan teori senada, yaitu menghargai waktu,
slogan time
is money lebih ramai dipakai. Mungkin karena susunan katanya yang singkat dan
padat, atau bisa jadi karena slogan ini paling relevan untuk diterapkan di era
persaingan bisnis pasar bebas. Para pemimpin perusahaan mana yang tidak
mengenal slogan ini? Atau bahkan anak SD mana yang masih gagap untuk sekedar melafalkan
peribahasa yang tersusun dari 3 kata ini?
Sejarah Munculnya paham Jabariah dan Qodariah Perspektif Ali Sami Nassar
Ali Sami Nassar
merupakan salah satu tokoh pemikir Islam yang gagasan-gagasannya mengenai
filsafat sangat diperhitungkan dewasa ini. Salah satu master piecenya
adalah buku Nasy`ah al-Fikr al-Falsafy fi al-Islam. Cara Sami Nassar
dalam menganalisa memang mampu membuat takjub para pembacanyaa. Sebut saja
dalam masalah kemunculan paham Jabariah dan Qodariah. Sami Nassar mampu membuat
sebuah silsilah runtut bagaimana paham tersebut muncul dan diadopsi oleh
pengikut-pengikut setelahnya.
Sebenarnya,
permasalahan tentang ada tidaknya kehendak Tuhan dalam perbuatan hamba sudah
ada bahkan sejak zaman kekhilafan Umar bin Khattab. Namun, Sami Nassar
mendapati bahwa perseteruan kedua paham ini mulai menguat pada masa berdirinya
daulah Umawiyah.
Saat Pendidikan Berbalik Menikam
Kepribadian orang serta cara berpikirnya merupakan akumulasi
dari berbagai informasi yang ia dapatkan. Artinya, jika kita memberi pasokan
informasi A, maka kepribadian yang ia miliki tidak jauh dari A tersebut. Jika
kita beri pasokan informasi N, maka lagi-lagi kepribadian yang terbentuk
pada penerima informasi tidak akan jauh
dari N itu. Sebenarnya, informasi memang bukan faktor mutlak sebagai pembentuk
kepribadian, masih ada lagi faktor-faktor lain. Hanya saja, faktor pembentuk
terkuat adalah informasi.
Qodhi Abdul Jabbar dan Posisinya dalam Ranah Keilmuwan Islam
Pada tahun ke-4
Hijriah, dunia Islam memang sedang disibukkan dengan dinamika keilmuan.
Atmosfer keilmuan benar-benar menyelimuti daulah Abbasiyah yang sebenarnya pada
masa itu sudah tidak sekokoh masa al-Mansur. Huru-hara politik serta kezaliman
para penguasa memang menghantui, namun para ulama tetap saja masyuk bahkan
tenggelam dalam kecintaan terhadap ilmu.
Subscribe to:
Posts (Atom)